Ekowisata Tangkahan adalah bagian kecil dari kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di wilayah Sumatra Utara. Terletak di Desa Namo Sialang, Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, destinasi wisata alam sekaligus konservasi gajah Sumatra ini sudah terkenal luas di kancah wisatawan mancanegara, lho. Simak, yuk, informasi lengkap tentang destinasi ekowisata satu ini!
Melansir dari laman LindungiHutan, ecotourism (ekoturisme atau ekowisata) merupakan bentuk pariwisata di mana alam dijadikan sebagai tujuan utama rekreasi. Meski begitu, wisata alam ala ekowisata bukan hanya sekadar menikmati alam di daerah yang masih alami atau belum terjamah saja. Pasalnya, ekowisata juga termasuk bentuk dukungan wisatawan pada usaha konservasi dan peningkatan pendapatan perekonomian masyarakat setempat.
Ada kisah menarik di balik pembentukan Ekowisata Tangkahan di dalam kawasan TNGL. Menurut situs KPPBC TMP B (Bea Cukai) Kualanamu, dulunya masyarakat sekitar hobi melakukan penebangan pohon ilegal di area hutan hujan tropis sekitar kawasan Tangkahan. Walau bisa menghasilkan Rp3.000.000 dalam seminggu dari kegiatan itu, masyarakat setempat tetap tidak makmur secara finansial lantaran belum mahir mengelola keuangan mereka.
Situasi tersebut berubah ketika tahun 2004 pemerintah setempat mendatangkan empat ekor gajah dari Aceh ke Tangkahan untuk memulai program konservasi gajah sebagai salah satu bentuk ekowisata. Sejak saat itu, kehidupan masyarakat setempat berangsur-angsur mengalami kenaikan secara ekonomi.
Seorang pengurus Tangkahan Conservation Response Unit (CRU Tangkahan), Beni Sitepu, juga menceritakan konservasi dan ekowisata di Tangkahan berhasil membuat banyak warga setempat memiliki pendidikan yang lebih tinggi bahkan hingga kuliah ke luar negeri. Cerita ini menunjukkan bahwa pendapatan perekonomian masyarakat naik secara serempak, bukan hanya pada satu-dua orang penduduk saja. Perubahan ekonomi ini dapat terjadi karena kedatangan wisatawan lokal maupun mancanegara ke kawasan konservasi gajah di Tangkahan.
Pada dasarnya, Tangkahan menawarkan tiga aktivitas utama yang bisa kamu lakukan bersama para gajah konservasi. Ketiga aktivitas tersebut adalah elephant riding (menunggangi gajah), elephant bathing (memandikan gajah), dan elephant grazing (mengangon gajah).
Aktivitas menunggangi gajah hanya bisa kamu lakukan dengan pengawasan mahout (pawang gajah) dan persyaratan khusus, sedangkan aktivitas memandikan gajah akan berlangsung selama kurang lebih 1 jam di Sungai Buluh. Sementara itu, mengangon gajah memakan waktu sekitar 3 jam karena kamu akan berjalan bersama pawang gajah melewati trekking dalam kawasan TNGL untuk memberi makan gajah.
Di luar itu, kamu juga bisa melakukan sejumlah aktivitas menarik lainnya, seperti jungle trekking (menelusuri hutan), menikmati pijatan Air Terjun Gelugur, river tubing (menyusuri sungai) di Sungai Buluh, mengunjungi Goa Kalong, berfoto-foto di Jembatan Gantung Tangkahan, hingga berkemah.
Semua aktivitas di atas dapat kamu lakukan dengan mengikuti tur dari sejumlah agen perjalanan yang ada di Tangkahan. Oleh karena itu, biaya setiap aktivitas tersebut tergantung pada agen yang menawarkan paket-paket tur.
Untuk menuju kawasan Ekowisata Tangkahan, kamu bisa menempuh dua opsi jalur darat. Yang pertama dengan bus Damri dari Bandara Kualanamu ke Terminal Pinang Baris lalu dilanjut dengan bus Pembangunan Semesta dari Terminal Pinang Baris menuju Tangkahan. Mengutip dari Wego Travel Blog, ongkos bus ini adalah Rp25.000. Opsi yang kedua adalah menyewa mobil dalam hitungan harian. Biaya sewa ini tergantung pada travel atau agen yang menyediakan penyewaan mobil harian.
Sebelum membeli tiket penerbangan menuju Bandara Kualanamu dan tur ke Tangkahan, jangan lupa untuk melengkapi diri kamu dengan Asuransi Perjalanan dari MSIG Indonesia terlebih dahulu, ya. Dengan harga premi yang terjangkau, kamu bisa mendapatkan perlindungan menyeluruh untuk liburan, perjalanan bisnis, dan keluarga.