Mungkin kamu berpikir bahwa hanya Amerika Serikat yang punya tradisi Thanksgiving. Namun, jangan salah, di berbagai penjuru Asia, terutama di negara-negara dengan budaya yang kental, terdapat beragam tradisi syukur yang tak kalah menarik, loh.
Jika Thanksgiving di Barat identik dengan makan malam bersama keluarga besar sambil bersyukur atas berkah setahun, di Asia, ungkapan rasa syukur hadir dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah Kinro Kansha No Hi di Jepang dan Gan’en Jie di Tiongkok. Ingin tahu bagaimana merayakan rasa syukur dengan tradisi tersebut? Yuk, kita bahas keduanya!
Apa itu Thanksgiving?
Thanksgiving adalah hari libur nasional di Amerika Serikat yang dirayakan pada hari Kamis keempat bulan November setiap tahunnya. Perayaan ini bermula pada tradisi para peziarah kolonial Inggris yang tiba di Plymouth, Massachusetts, pada tahun 1620. Setelah musim dingin yang ekstrim dan kelaparan, mereka berhasil panen berkat bantuan dari penduduk setempat, yaitu suku Wampanoag. Sebagai tanda terima kasih, mereka mengadakan pesta bersama pada tahun 1621, yang dianggap sebagai perayaan Thanksgiving pertama.
Sejak saat itu, Thanksgiving telah berkembang menjadi tradisi keluarga yang penting di Amerika Serikat. Pada hari Thanksgiving, keluarga dan teman-teman akan berkumpul untuk menikmati makan malam bersama, umumnya terdiri dari kalkun panggang, kentang, dan labu. Thanksgiving adalah waktu untuk bersyukur atas berkah yang telah diterima sepanjang tahun, baik itu kesehatan, keluarga, pekerjaan, atau hal-hal lainnya.
Kinro Kansha No Hi
Kinro Kansha No Hi, yang secara harfiah berarti “Hari Penghargaan atas Kerja Keras”, adalah hari peringatan yang diadakan di Jepang untuk menghargai kontribusi para pekerja. Perayaan ini diperingati setiap tanggal 23 November dan seringkali dirayakan dengan berbagai cara, seperti pertunjukan seni, pameran produk lokal, dan kegiatan sosial lainnya.
Salah satu ciri khas dari Kinro Kansha No Hi adalah adanya upacara khusus yang melibatkan seluruh anggota komunitas. Dalam upacara ini, masyarakat akan berkumpul untuk mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam memajukan masyarakat. Mulai dari petani yang menyediakan makanan, pekerja pabrik yang menghasilkan barang-barang kebutuhan sehari-hari, hingga para guru yang mendidik generasi muda.
Gan’en Jie
“Gan’en Jie”, secara harfiah memiliki arti “terima kasih atas anugerah”. Jika Kinro Kansha No Hi lebih fokus pada ucapan syukur atas kerja keras, maka Gan’en Jie di Tiongkok lebih berfokus pada perayaan panen dan ungkapan syukur kepada alam. Gan’en Jie yang dikenal juga sebagai Festival Syukur, biasanya jatuh pada hari Kamis keempat di bulan November, sama seperti Thanksgiving di Amerika. Perayaan ini memiliki sejarah yang sangat panjang dan menjadi salah satu festival terbesar di Tiongkok.
Selama Gan’en Jie, masyarakat Tionghoa akan mengadakan berbagai kegiatan, seperti mengunjungi kuil, mempersembahkan sesaji kepada dewa-dewi, dan menyantap makanan khas. Salah satu tradisi yang paling populer adalah membuat kue bulan, yang merupakan simbol kemakmuran dan kebersamaan. Selain itu, masyarakat juga akan mengadakan pertunjukan barongsai, tarian naga, dan lomba perahu naga sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah.
Salah satu tradisi yang paling khas dari Gan’en Jie adalah menyalakan lentera. Lentera-lentera yang beraneka warna dan bentuk diyakini dapat menjadi penuntun bagi roh leluhur untuk kembali ke dunia fana dan menikmati persembahan dari keturunannya. Selain itu, menyalakan lentera juga melambangkan harapan dan doa agar segala sesuatu berjalan lancar dan membawa keberuntungan.
Kesamaan dan Makna Dibalik Tradisi
Meskipun Kinro Kansha No Hi dan Gan’en Jie memiliki latar belakang dan cara perayaan yang berbeda, kedua tradisi ini memiliki satu kesamaan, yaitu sebagai bentuk ungkapan syukur. Baik Jepang maupun Tiongkok sama-sama memiliki tradisi yang panjang dalam menghargai nilai-nilai luhur, seperti kerja keras, keluarga, dan leluhur.
Baik itu merayakan Thanksgiving, Kinro Kansha No Hi, atau Gan;en Jie, pada dasarnya kita semua diajak untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan. Dengan bersyukur, kita akan merasa lebih bahagia, lebih tenang, dan lebih menghargai hidup.
Yuk, kita lestarikan tradisi-tradisi ini agar generasi mendatang tetap dapat merasakan keindahan dan makna dari warisan budaya yang ada. Jika kamu ingin melihat bagaimana cara masyarakat untuk mengucapkan rasa syukur, kamu bisa mengunjungi salah satu negara tersebut. Namun, jangan lupa untuk membeli Asuransi Perjalanan dari MSIG Indonesia sebelum memulai perjalananmu, ya.