Cultural experience atau pengalaman wisata budaya adalah salah satu tujuan wisata yang banyak diincar oleh turis. Di Kyoto, upacara minum teh atau tea ceremony merupakan satu contoh cultural experience yang paling banyak diminati wisatawan. Kalau kamu juga tertarik untuk melakukan aktivitas ini saat liburan ke Jepang, simak dulu fakta tentangnya, yuk!
Makna upacara minum teh
Dalam bahasa Jepang, upacara minum teh dikenal sebagai chanoyu atau sado. Namun jika teh yang disajikan adalah teh hijau bubuk (matcha), namanya adalah otemae. Chanoyu, sado, atau otemae yang disajikan secara simpel dalam mangkuk dikenal dengan istilah chakai. Sementara itu, upacara minum teh yang lebih formal dengan makanan lengkap (full-course meal) dikenal dengan nama chaji.
Chanoyu, sado, otemae atau upacara minum teh merupakan aktivitas menyiapkan minuman untuk tamu yang dikemas dalam bentuk seni. Serangkaian gerakan rumit yang dilakukan secara runut ini bertujuan untuk menghargai serta menjaga kehadiran tamu dengan sepenuh hati.
Melansir dari situs Japan National Tourism Organization (JNTO), upacara minum teh dianggap sebagai satu dari tiga seni klasik Jepang yang disempurnakan. Tradisi ini diyakini berakar dari Buddhisme Zen, mengingat kehadirannya dapat ditelusuri kembali ke ajaran tersebut pada tahun 815.
Prosedur upacara minum teh
Prosedur upacara minum teh mungkin memiliki sedikit perbedaan di satu tempat dengan tempat lain. Namun biasanya, urutan upacara ini akan dimulai dengan tamu yang melepas sepatu sebelum diantar ke ruang tunggu rumah teh. Selanjutnya, tamu akan disambut oleh tuan rumah (atau penyelenggara rumah minum teh) untuk menyucikan diri terlebih dahulu sebelum masuk ke ruang tempat minum teh.
Setelah itu, master teh akan memulai upacara dengan membersihkan peralatan teh sembari memanaskan teh dalam ketel di atas api arang. Seduhan terakhir akan diberikan kepada tamu terpenting dalam rombongan.
Etika minum teh dalam upacara
Pada setiap upacara minum teh, master teh akan selalu mengenakan kimono. Jika memungkinkan, kamu juga bisa mengenakan pakaian tradisional Jepang ini sebagai salah satu bentuk etika. Etika lain tentang aktivitas ini yang harus kamu ketahui adalah berusaha untuk mengikuti gerakan yang dilakukan oleh master teh selama upacara minum teh.
Ketika penyelenggara rumah minum teh menyajikan kue-kue kecil yang manis, tamu juga diharapkan untuk mengomentari keindahan pengaturan dan keahlian penyelenggara upacara tersebut. Tamu juga diharapkan untuk mengangkat mangkuk teh sebagai tanda penghormatan kepada master teh. Saat akan meminumnya, tamu juga diharapkan untuk memutar sedikit badan ke samping lalu tidak lupa memuji master teh.
Nah, itulah dia beberapa hal seputar upacara minum teh yang harus kamu ketahui. Cultural experience ini banyak tersedia di kuil-kuil, taman tradisional, fasilitas budaya, juga hotel-hotel yang memiliki rumah teh. Mayoritas tea ceremony juga terpusat di Kyoto, ibu kota kuno yang masih menjadi pusat budaya tradisional Jepang.
Sebelum ke Kyoto, jangan lupa juga untuk melengkapi diri kamu dengan asuransi perjalanan ke Jepang dari MSIG Indonesia agar liburan kamu bersama keluarga atau kerabat senantiasa aman dan nyaman