Tana Toraja di Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah tujuan wisata dalam negeri yang terkenal akan kebudayaan yang masih terjaga hingga kini. Hal ini tak lepas dari kepercayaan masyarakat setempat untuk terus melestarikan adat istiadat yang diturunkan oleh leluhur mereka. Salah satu adat yang dipertahankan adalah ajal atau kematian yang dikenang.
Penasaran seperti apa wujudnya? Simak ulasan tentang tiga destinasi tempat mereka yang telah tiada di Tana Toraja dalam kelanjutan artikel ini!
Passiliran, Kambira
Destinasi pertama untuk mengenang kematian di Tana Toraja adalah Passiliran. Terletak di Desa Kambira, Kecamatan Sangalla, atau sekitar 20 kilometer dari Rantepao, Ibu Kota Kabupaten Tana Toraja, Passiliran merupakan makam bayi-bayi yang meninggal dunia sebelum tumbuh giginya.
Dalam kepercayaan masyarakat Toraja, mereka adalah makhluk suci, sehingga makamnya pun harus di tempat yang suci, yaitu di batang pohon, alih-alih di tanah. Pemilihan jenis pohon tarra sebagai lokasi pemakaman pun tidak asal-asalan, sebab, masyarakat Kambira meyakini bahwa menguburkan bayi di dalam pohon ini ibarat mengembalikan bayi tersebut ke dalam rahim ibunya.
Selain itu, pohon tarra yang memiliki banyak getah juga diasosiasikan sebagai sumber pengganti air susu ibu untuk si bayi. Jadi, penggunaan jenis pohon ini sebagai lokasi makam juga merupakan harapan bahwa bayi tersebut akan “tumbuh” di dalam pohon dan sang ibu dapat melahirkan bayi yang sehat dan panjang umur di kemudian hari.
Kubur Batu Kete Kesu
Jika Desa Kambira memiliki kuburan untuk bayi, Desa Adat Kete Kesu yang berjarak sekitar 5 kilometer dari Kota Rantepao memiliki kubur batu. Terletak di sisi selatan desa, Kubur Batu Kete Kesu dikhususkan bagi masyarakat Kete Kesu yang mampu melaksanakan upacara Rambu Solo.
Melansir dari laman Indonesia Kaya, Rambu Solo merupakan upacara adat kematian yang bertujuan untuk menghormati dan menyempurnakan arwah seseorang yang telah wafat menuju puya atau alam roh. Upacara adat ini digelar sesuai kelas sosial keluarga mendiang. Jadi, semakin tinggi strata sosial mendiang, akan semakin besar dan lama juga upacara tersebut dilaksanakan.
Jenazah yang dimakamkan di kubur batu ini terdiri dari dua jenis, yaitu jenazah To Maluka dan To Mate. Jenazah To Maluka adalah mereka yang disemayamkan dan disimpan dalam kubur batu, namun masih dianggap sebagai orang yang sakit. Sementara jenazah To Mate adalah mereka yang telah wafat dan sedang dalam proses menuju upacara Rambu Solo.
Karena jenazah To Maluka masih dianggap sebagai orang yang sakit, kubur batunya masih terus diberikan sajen atau sajian berupa botol minuman, pakaian, benda kesayangan mendiang, hingga rokok. Sedangkan kubur batu jenazah To Mate akan dirawat sampai keluarga mendiang mampu mengadakan upacara Rambu Solo.
Bukit Batu Lemo
Destinasi terakhir adalah Bukit Batu Lemo di Kelurahan Lemo, Kecamatan Makale Utara, Kabupaten Tana Toraja. Ini merupakan kawasan pemakaman lain yang ada di Tana Toraja. Beda pemakaman di desa ini dengan Kubur Batu Kete Kesu terletak pada lokasinya.
Bukit Batu Lemo ada di tebing batu granit yang bertempat di Kelurahan Lemo. Di pemakaman ini, terdapat 75 liang batu kuno (dalam bahasa setempat disebut liang paa’) yang masing-masingnya berisi jenazah dari satu garis keturunan keluarga. Ketujuh puluh lima liang batu kuno ini tersebar pada ketinggian berbeda di seluruh bagian tebing,
Perbedaan lain antara Bukit Batu Lemo dan Kubur Batu Kete Kesu adalah status jenazahnya. Sebab, jenazah yang dimakamkan di tebing batu granit ini adalah mereka yang telah selesai melalui upacara Rambu Solo, alias yang sudah menuju puya.
Itulah dia tiga destinasi yang mengenang kematian di Tana Toraja. Kamu yang ingin berwisata budaya ke tiga tempat ini bisa menggunakan pesawat terbang menuju Bandar Udara Toraja (TRT). Semua penerbangan menuju dan dari Bandara Toraja hanyalah penerbangan dari dan ke Makassar (UPG).
Sebelum pergi ke Tana Toraja, lengkapi dulu diri kamu dengan Asuransi Perjalanan dari MSIG Indonesia yang akan memberikan perlindungan menyeluruh terhadap kamu dan keluarga saat bepergian di dalam maupun di luar negeri.