Dibandingkan dengan ayah, biasanya anak akan cenderung lebih dekat dengan ibu. Kedekatan tersebut mungkin terjalin karena selama 9 bulan, ibu yang mengandung sehingga terciptalah ikatan khusus antara ibu dan anak. Selain itu, ibu juga biasanya berperan penuh dalam mengasuh anak, terutama bagi yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Apalagi, jika ayah menjadi tulang punggung keluarga satu-satunya dan sering bekerja hingga malam sehingga waktu untuk bertemu anak menjadi sedikit.
Jika kamu berada dalam posisi ini, jangan terlalu sedih kalau anak belum terlalu dekat denganmu. Kamu bisa memanfaatkan hari libur untuk melakukan bonding dengan anak. Baik itu hari libur panjang saat libur sekolah, maupun libur akhir pekan. Caranya? Berikut ini beberapa di antaranya:
Anak melihat, anak meniru. Ya, anak memang adalah seorang peniru yang baik dari berbagai hal yang dilihat maupun didengarnya. Jadi, cobalah untuk selalu memberikan contoh yang baik atau menjadi teladan bagi anak. Caranya terlihat sederhana tetapi kenyataannya masih banyak juga yang gagal melakukannya. Apapun yang kamu tunjukkan padanya sejak masih kecil akan ter-memory dan dijadikan kebiasaan hingga dewasa.
Beberapa hal yang bisa kamu ajarkan, yaitu hindari bersikap kasar pada siapapun, biasakan berbicara yang baik, melindungi siapapun yang lemah, membantu yang membutuhkan, dan sebagainya. Khusus untuk anak laki-laki, pastikan kamu juga mengajarkan padanya bahwa perempuan harus disayangi dan dilindungi dengan cara yang tepat.
Meskipun dalam keseharian kamu sibuk bekerja, kamu bisa memanfaatkan hari libur untuk menjalin komunikasi dengan anak. Mintalah mereka menceritakan semua hal yang terjadi dan dialami selama satu minggu ke belakang.
Jika ada hal yang menurutmu kurang baik, jangan langsung menyela ceritanya. Biarkan anak selesai bercerita dan tunjukkan respon yang tepat. Setelah anak selesai bercerita, barulah coba untuk mendiskusikan hal yang kurang baik tadi dengan cara yang halus. Jangan langsung menyalahkan anak karena bisa membuatnya merasa tidak nyaman. Berikan alasan padanya mengapa hal yang dilakukannya salah dan bagaimana sebaiknya anak bersikap.
Hari libur bisa kamu manfaatkan untuk melakukan berbagai aktivitas seru bersama anak. Ada banyak kok aktivitas seru yang bisa dilakukan meskipun hanya di rumah saja. Misalnya, lakukan aktivitas berkebun, membersihkan rumah, mencuci kendaraan, dan bermain bersama.
Saat ini juga sudah ada banyak sekali permainan edukasi interaktif yang bisa kamu manfaatkan untuk mengisi waktu luang di rumah. Selain bisa membangun bonding antara kamu dan anakmu, memainkan permainan edukatif dapat membantu proses belajarnya juga. Jadi double manfaat, kan?
Bosan di rumah saja, kamu bisa memanfaatkan hari libur untuk wisata. Jika libur cukup panjang, manfaatkan untuk pergi berwisata ke lokasi yang cukup jauh agar lebih seru. Baik wisata domestik maupun luar negeri, kamu bisa menyesuaikannya dengan budget dan jumlah hari liburmu. Yang penting, kamu jangan lupa untuk melindungi dirimu dan keluarga dengan asuransi perjalanan dari MSIG Indonesia saat pergi berwisata agar perjalanan menjadi lebih aman dan nyaman.
Namun, jika hari libur terbatas, misalnya hanya akhir pekan, kamu bisa memanfaatkannya untuk berwisata dalam kota saja. Tahukah kamu, bahwa ternyata banyak orang yang justru lebih paham wisata di luar domisilinya dibanding tempat wisata sesuai domisilinya. Nah, momen libur pendek ini bisa kamu manfaatkan untuk melakukan wisata lokal di area domisilimu. Selain lebih hemat, kamu juga jadi bisa lebih mengenal daerah tempat tinggalmu.
Nah, satu aktivitas penting lagi yang bisa kamu lakukan untuk membangun bonding dengan anak adalah ikut aktif menghadiri aktivitas yang ada di sekolahnya. Misalnya, sekolah mengadakan acara yang mengundang orang tua untuk hadir, maka sebisa mungkin luangkan waktumu untuk datang ke acara tersebut. Dengan melakukan bonding pada anak, maka kamu bisa lebih mengetahui bagaimana perkembangan serta pergaulan anak sejak dini hingga dewasa nanti. Jadi, kamu bisa lebih mudah mengarahkan anak untuk menghindarinya dari hal-hal negatif.