Kehebatan pasukan elit Tentara Nasional Indonesia (TNI)— Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Komando Pasukan Katak (Kopaska), Detasemen Jala Mangkara (Denjaka),—telah diakui di kancah internasional. Banyak tentara di dunia yang mengikuti pelatihan militer langsung ke Indonesia.
Namun, sebelum adanya pasukan elit, dulunya di Indonesia ada pasukan militer bernama Legiun Mangkunegaran, lho. Pasukan militer asal Indonesia ini memiliki kemampuan setara dengan militer asal Eropa. Cari tahu selengkapnya tentang Legiun Mangkunegaran di kelanjutan artikel ini, yuk!
Menurut catatan sejarah yang dikutip dari Kompas, korps angkatan bersenjata ini dulunya dibentuk pada masa pemerintahan Mangkunegara I atau Pangeran Sambernyawa sekitar tahun 1757-1795. Di masa itu, terdapat pasukan gerilya yang diberi nama Praja Mangkunegaran.
Satuan ini berisikan 44 pasukan yang terdiri dari 22 unit artileri, kavaleri, infanteri, dan 12 kesatuan berpengalaman. Kemudian, pada tahun 1808, ketika Mangkunegara II menjabat, nama dari satuan ini diubah menjadi Legiun Mangkunegaran. Namanya diambil dari bahasa Prancis, “Legionnaire” yang artinya pasukan bala tentara.
Legiun Mangkunegaran pun mengadopsi taktik Grande Armee terkait organisasi, persenjataan, penampilan, dan lain sebagainya. Dulunya, Grande Armee ini dipimpin oleh Napoleon Bonaparte. Tujuan dibentuknya Legiun Mangkunegaran adalah sebagai bentuk menghadapi pemberontakan rakyat, serta cadangan pasukan Hindia Belanda.
Legiun Mangkunegaran bermarkas di sisi timur Pura Mangkunegaran dengan pelatihannya dilakukan di sekolah milik militer Praja Mangkunegaran—Soldat Sekul. Pasukan dilatih supaya mahir memakai senjata, seperti meriam, panah, tombak, pedang, keris, artileri, senjata api, dan senjata tajam. Bahkan, mereka juga mendapatkan pelatihan berkuda.
Di zamannya, Legiun Mangkunegaran jadi pasukan militer terbaik atau modern di Nusantara (nama Indonesia masa lampau). Tidak ada yang mampu menandingi komoderenan pasukan ini dalam satuan militer—apalagi kekuatannya. Pasukan yang dimiliki oleh Legiun Mangkunegaran ini mencapai 1.150 prajurit tahun 1808.
Di mana, 50 prajurit adalah pasukan artileri, 200 prajurit pasukan kavaleri, 100 prajurit pasukan penyerbu, dan 800 prajurit infanteri. Mereka pun dipersenjatai dengan berbagai macam barang, seperti pistol, senapan, keris, dan sebagainya. Bahkan, pasukan ini memiliki struktur organisasi seperti pasukan modern.
Beberapa tahun berlalu, tepatnya tahun 1816, jumlah pasukan Legiun Mangkunegaran memiliki prajurit sebanyak 739. Lalu, tahun 1825-1830 pasukannya sekitar 1.500. Kemudian, tahun 1831 mengalami penurunan jadi 1.000 prajurit dan tahun 1888 pasukan artileri ditiadakan karena masalah keuangan.
Demi membangun militer modern di zamannya, maka dijalankan beberapa pencapaian, seperti tahun 1855 disusun buku panduan Sekolah Prajurit, reorganisasi kemiliteran, didatangkan pelatih profesional ketentaraan dari benua Eropa, dan tahun 1935 Legiun Mangkunegaran dibagi menjadi beberapa bagian yang terdiri dari unit mitraliur, korps musik, dokter militer, ajudan atau intendan, dan sebagainya.
Sejak dibentuk, Legiun Mangkunegaran turut dalam operasi militer mempertahankan Kota Semarang dan Kota Klaten dari Inggris. Kemudian, Legiun Mangkunegaran dipercaya menjaga ketertiban di Pulau Jawa yang kala itu berada di kondisi tidak stabil. Sekitar tahun 1811, jadi bagian dari pasukan Gubernur Jenderal Janssens.
Kemudian, setelah Indonesia merdeka, pasukan Legiun Mangkunegaran ini bergabung ke laskar-laskar yang jadi awal mula terbentuknya TNI. Tahun 2010 dibentuklah Legiun Mangkunegaran Muda yang tujuan pembentukannya adalah untuk mewarisi semangat juang dari Mangkunegara I. Bukan cuma itu, organisasinya dijadikan wadah bagi keturunan Mangkunegaran. Namun, sekitar tahun 2011 organisasi ini dibubarkan lalu dibentuk Garda Mangkunegaran.
Menarik sekali, ya, kisah tentang Legiun Mangkunegaran. Kalau mau melihat bekas dari sekolah Legiun Mangkunegaran ini mungkin kamu bisa bertandang ke Pura Mangkunegaran Surakarta karena berada di bagian timurnya. Supaya perjalanan aman, Beli Asuransi Perjalanan dari MSIG Indonesia, ya.