Jinrikisha (人力車) atau “becak” merupakan salah satu kendaraan tradisional Jepang yang masih bisa ditemukan hingga kini. Alat transportasi ini mengandalkan tenaga manusia untuk menarik kereta penumpang beroda dua yang dapat mengangkut maksimal dua orang.
Dulunya, kehadiran jinrikisha dianggap sebagai moda transportasi yang lebih maju dan menguntungkan. Saat ini, jinrikisha adalah bagian dari sektor pariwisata Jepang; terutama di kota-kota besar. Cari tahu lebih lanjut seputar becak tradisional Jepang ini, yuk!
Jinrikisha pertama kali muncul pada zaman Meiji (1868-1912) sebagai pengganti dari kago. Ini adalah alat transportasi tradisional Jepang berupa gerobak kayu persegi berkapasitas satu penumpang yang ditandu oleh dua orang. Meski sama-sama menggunakan tenaga manusia, jinrikisha cenderung lebih cepat dari kago. Dari segi biaya pun, jinrikisha lebih murah dibanding moda transportasi lain yang tersedia saat itu, yaitu kuda.
Popularitas jinrikisha kemudian meluas hingga ke negara-negara Asia lain. Hal ini tercatat dalam sektor perdagangan Jepang, di mana ada pengiriman jinrikisha ke Hong Kong, India, dan Singapura, disusul ke Tiongkok, Korea, Filipina, Thailand, bahkan Indonesia.
Menurut laman Japan Experience, jinrikisha terus digunakan secara luas di Jepang hingga tahun 1920-an atau tepatnya hingga kemunculan moda transportasi bertenaga mesin, seperti trem, kereta api, hingga mobil pribadi.
Dengan perannya sebagai salah satu objek pariwisata, berkendara menggunakan jinrikisha saat ini akan memberi keuntungan seperti:
● Menikmati pemandangan sekitar secara detail, tanpa lelah berjalan kaki;
● Mempelajari sejarah dan budaya Jepang, melalui informasi yang diceritakan oleh shafu (pengemudi jinrikisha) di sepanjang perjalanan kamu. Tidak perlu khawatir soal bahasa, sebab, tidak sedikit pengemudi jinrikisha yang bisa berbahasa Inggris, Mandarin, dan bahasa asing lainnya; serta
● Merekam momentum lewat gambar, yang bisa kamu potret sendiri atau pinta pada shafu untuk memotokan.
Kamu tertarik untuk menjajal jinrikisha? Berikut adalah beberapa titik rekomendasi jinrikisha di kota-kota besar di Jepang:
● Asakusa, Tokyo. Mengutip dari laman Japan Journey Guide, berkeliling Asakusa menggunakan jinrikisha akan mengantarkan kamu melihat landmark terkenal Asakusa, seperti Kaminarimon (satu dari dua “gerbang masuk” Asakusa), Jalan Nakamise, dan Kuil Senso-ji. Para shafu atau pengemudi becak juga merupakan orang-orang yang punya pengetahuan luas tentang sejarah dan budaya Asakusa. Jadi, kamu bisa berkeliling santai melihat ikon-ikon kota tua Tokyo ini sambil mendengarkan cerita menarik dari shafu-mu.
● Kamakura. Kamakura adalah sebuah kota kuno di Jepang yang masih mempertahankan suasana era samurai. Berkeliling kota ini dengan jinrikisha akan mengantarkan kamu ke tempat-tempat menarik, seperti Kuil Tsurugaoka Hachiman, Kuil Hase, dan Patung Buddha Besar Kamakura. Sama seperti shafu di Asakusa, shafu di Kamakura juga punya pengetahuan luas tentang sejarah dan budaya kota ini, sekaligus memandu kamu menyusuri pesisir pantai kota yang indah.
● Kyoto. Menaiki jinrikisha di Kyoto, ibu kota kuno Jepang, akan mengantarkan kamu pergi ke Kuil Kiyomizu, Gion, dan Arashiyama, juga spot-spot terkenal lainnya. Para shafu juga tentunya punya pengetahuan yang luas tentang sejarah dan budaya Kyoto. Mereka juga akan memperkenalkan kamu pada pemandangan kota tua Kyoto yang indah.
Berapa biaya menyewa jinrikisha? Pada umumnya, ongkos menaiki jinrikisha akan bergantung pada jarak tempuh, rute, serta jumlah orang yang akan menaiki moda transportasi umum satu ini. Harga di masing-masing kota juga mungkin berbeda satu sama lain. Namun, estimasi range harganya mulai dari ¥4000 (Rp430 ribuan) sampai ¥69.000 (Rp7,5 jutaan).
Nah, itulah dia ulasan tentang jinrikisha si becak tradisional Jepang. Sebelum liburan ke Jepang, jangan lupa untuk membekali diri kamu dengan Asuransi Perjalanan dari MSIG Indonesia yang akan memberikan perlindungan menyeluruh untuk kamu dan keluarga saat bepergian di dalam maupun di luar negeri.