Kabupaten Bulukumba di Provinsi Sulawesi Selatan adalah salah satu tujuan wisata bahari menarik dalam negeri. Bagaimana tidak, letaknya di ujung selatan Pulau Sulawesi membuat kabupaten ini memiliki segudang pantai cantik yang berjejer apik dan sayang untuk dilewatkan. Selain itu, ada juga Desa Tana Beru yang merupakan tempat lahirnya kapal pinisi.
Berikut adalah destinasi pilihan di Bulukumba yang bisa kamu kunjungi ketika berlibur. Yuk, simak!
Pantai Tanjung Bira terletak di selatan Pulau Sulawesi atau hanya 4 kilometer dari Titik Nol Kilometer Sulawesi Selatan. Pesisir ini memiliki lanskap pasir putih dan air laut jernih, yang serupa dengan pantai-pantai lain yang berjejer di batas daratan Kabupaten Bulukumba.
Akan tetapi, pasir putih di tepi laut ini punya luas yang cukup lapang lantaran dasar pantainya yang landai. Selain itu, kejernihan air lautnya juga tampak dalam gradasi tiga warna: putih, hijau toska, dan biru. Tak ayal, spot ini menjadi salah satu destinasi pilihan wisata primadona di Kabupaten Bulukumba.
Mengutip laman Indonesia Kaya, pengunjung Pantai Tanjung Bira biasanya melakukan snorkeling dan island hopping atau mengunjungi pulau-pulau kecil di sekitarnya, atau sekadar duduk-duduk di bibir pantai sambil bermain pasir putih yang halus. Satu hal yang menarik, kamu juga bisa melihat pembuatan kapal pinisi di desa terdekat dari pantai ini, lho. Seru sekali, kan, berlibur di Pantai Tanjung Bira?
Desa Tana Beru di Kabupaten Bulukumba adalah ‘rumah’ atau tempat asal pembuatan kapal pinisi. Menurut situs Indonesiabaik.id, seni pembuatan kapal pinisi dari Sulawesi Selatan ini sudah masuk ke dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural of Humanity) UNESCO sejak tahun 2017 silam. Tidak heran, desa di sisi selatan Kabupaten Bulukumba ini menjadi salah satu destinasi pilihan wisatawan; terutama mereka yang senang atau tertarik dengan dunia pelayaran.
Kapal pinisi sebetulnya merupakan perahu tradisional masyarakat Bugis Makassar yang telah ada sejak abad ke-14 (Gerakan Literasi Nasional). Kapal ini memiliki ciri khas dua tiang layar dan tujuh buah layar yang tersusun dengan formasi 3-2-2: tiga layar dipasang di ujung depan, dua layar di bagian depan (tiang pertama), dan dua layar terakhir di bagian belakang kapal (tiang kedua).
Banyaknya jumlah layar besar pada kapal ini tidak lepas dari kinerja kapal pinisi yang mengandalkan angin. Meski produksi kapal pinisi sekarang sudah memanfaatkan mesin motor, desain perahu ini tetaplah mengikuti pakemnya. Hanya saja, ukuran kapal pinisi buatan perajin asal Desa Tana Beru sudah semakin besar, yaitu mencapai 20 meter dan mampu menampung beban hingga 30 ton.
Di samping melihat proses perakitan kapal pinisi, kamu juga berkesempatan untuk mengintip ritual tradisional yang dilakukan oleh para perajin di awal produksi kapal ini, lho. Kalau beruntung, kamu juga bisa melihat momen ketika kapal pinisi yang telah jadi diturunkan ke pantai! Tertarik untuk melihat tempat lahirnya kapal pinisi ini?
Itulah dua destinasi pilihan di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Andaikan dua rekomendasi tempat ini masih belum cukup, kamu juga bisa berkunjung ke Pantai Panrangluhu, Pantai Marumasa, Pantai Kasuso, Tebing Appalarang, Pantai Mandala Ria, Pantai Samboang, hingga Pantai Tanjung Ujung Tiro yang berjejer di ujung selatan mengarah ke tenggara Kabupaten Bulukumba.
Jangan lupa lindungi perjalananmu dengan asuransi perjalanan, ya! Sebab meskipun hanya wisata domestik tetapi risiko tetap saja bisa terjadi. Jadi jangan lupa untuk melakukan vaksin dan tetap patuhi protokol kesehatan selama perjalanan ya. Selamat berwisata!