Artikel 16 Aug 2022

Ombilin, Tambang Batu Bara Sawahlunto yang Jadi Situs Budaya

Pada Juli 2019 lalu, tambang batu bara Ombilin di Sawahlunto, Sumatera Barat ditetapkan UNESCO sebagai salah satu situs budaya dunia. Pengakuan ini tidak hanya menambah jumlah situs budaya dunia di Indonesia, tapi juga membuat nama Ombilin lebih dikenal masyarakat domestik dan dunia. Yuk, cari tahu informasi menarik tentang Ombilin dalam artikel ini!

Sejarah Ombilin

Lokasi pertambangan Ombilin di Kota Sawahlunto pertama kali ditemukan oleh seorang geolog Belanda bernama Willem Hendrik de Greeve. Lima belas tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1883, konstruksi area pertambangan ini mulai dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda dan memakan waktu sebelas tahun (Kompas.com).

Pemerintah Hindia Belanda kemudian mendapuk orang lokal Minangkabau, pekerja kontrak dari Jawa dan Tiongkok, serta para narapidana kriminal ataupun politik di daerah kekuasaan Hindia Belanda untuk menggali batu bara di Ombilin. Menurut catatan sejarah, orang-orang ini dikenal dengan nama orang rantai. Sebab, mereka dipaksa menambang dengan kondisi kaki, tangan, serta leher diikat dengan rantai.

Dengan bantuan tenaga orang-orang rantai itu, pemerintah Hindia Belanda pun melakukan eksplorasi penggalian sekitar 205 juta ton batu bara yang berada di kawasan Ombilin. Untuk mempermudah pengiriman batu bara ke luar daerah, pemerintah saat itu juga membangun jalur kereta api sepanjang 100 kilometer yang menghubungkan Kota Sawahlunto dengan Pelabuhan Teluk Bayur di Kota Padang.

Semenjak itu, Kota Sawahlunto menjadi magnet untuk kaum pendatang di awal abad ke-20 dan mengalami pertumbuhan besar-besaran.

Nilai universal luar biasa Ombilin sebagai situs budaya

Outstanding universal value atau nilai universal luar biasa, menurut UNESCO, adalah signifikansi budaya dan/atau alam yang sangat luar biasa sampai-sampai melampaui batas-batas nasional dan menjadi kepentingan bersama bagi generasi sekarang dan masa depan semua manusia.

Laman Biro Perencanaan Kemendikbudristek mengungkap Ombilin memiliki setidaknya tiga nilai universal luar biasa sehingga bisa diakui sebagai salah satu warisan dunia UNESCO. Ketiga nilai itu adalah:

Perwujudan kombinasi teknologi pertambangan Eropa dan kearifan budaya lokal. Walau menjadi tambang batu bara pertama di Indonesia, Ombilin tidak mengalami keterlambatan dalam hal teknologi. Pasalnya, area penggalian ini sudah dilengkapi dengan teknologi perintis abad ke-19 Eropa sejak awal dioperasikan. Di saat yang sama, kearifan budaya lokal, seperti praktik tradisional dan nilai-nilai budaya masyarakat Sumatera Barat, juga tidak luput dalam kegiatan penambangan.

Manifestasi industrialisasi global. Industrialisasi global biasanya ditandai dengan pembangunan teknologi rekayasa dan sistem produksi kompleks yang bertujuan untuk mempercepat perdagangan global. Di Ombilin, bentuk-bentuk ini dapat dilihat dari terowongan vertikal dalam poros tambang, pencucian dan penyortiran bijih mekanis, penggerak uap, kereta api rak, dan lainnya. Selain itu, Ombilin juga mempunyai sistem perkeretaapian, pelabuhan, juga pembangunan kota pertambangan modern.

Gambaran eratnya interaksi sosial budaya dua kutub. Sebagian orang-orang rantai yang dibawa pemerintah Hindia Belanda ke Ombilin pada akhirnya menetap dan menjadi penduduk Kota Sawahlunto. Kehadiran mereka, juga para pendatang setelah modernisasi Kota Sawahlunto, membuat kota kecil ini kini memiliki masyarakat yang multietnis dan multiagama. Menariknya, mereka semua hidup berdampingan secara erat dan damai.

Nah, itulah dia informasi menarik seputar tambang batu bara Ombilin di Kota Sawahlunto. Kalau ingin tahu bagaimana keaslian situs budaya ini, kamu bisa melakukan kunjungan langsung sebagai wisatawan, lho! Eits, jangan lupa beli travel insurance lebih dulu supaya perjalanan liburan kamu bisa selalu aman dan nyaman, ya! Jangan lupa untuk terus menerapkan protokol kesehatan selama perjalanan kamu!

Artikel Lainnya